Horizzon

Saat Jakarta Diserbu Pemburu Tiket

Hari-hari ini memang waktu yang krusial di tahapan Pilkada serentak 2024, di mana beberapa kandidat masih harus memastikan tiketnya cukup.

|
Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Syaiful Syafar
DOK TRIBUNKALTIM.CO
Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim. 

Oleh: Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim

SIAPA yang mengatakan bahwa setiap akhir pekan, Jakarta ditinggal sepertiga penghuninya? 

Setidaknya paham tersebut tak berlaku untuk pekan-pekan ini, di mana Jakarta tampak tetap seperti biasanya, padat.

Tapi ini bukan cerita soal kemacetan di jalanan Jakarta, ini cerita soal hotel-hotel yang tiba-tiba penuh meski di akhir pekan.

Seorang kawan yang sudah lama berdomisili di Jakarta mengaku heran ketika saya tidak mendapatkan kamar saat berusaha reservasi di sebuah hotel bintang empat di kawasan Slipi, Jumat (2/8/2024) kemarin.

Menurutnya, long weekend biasanya gampang memesan kamar hotel di Jakarta.

Tidak tuntas membahas ini, kawan tersebut akhirnya membantu mencari hotel melati kalau berusaha menghibur dengan mengajak jalan ke Senayan City.

Kami rencananya cuma mau nongkrong di kafe sambil bercerita dan melepas kangen.

Namun lagi-lagi, keanehan kembali muncul, hampir setiap kursi di beberapa gerai yang ada di mal tersebut juga penuh.

Baca juga: Berharap Demokrat Lupakan Masa Lalu

Suasana serupa juga tampak saat kami mencari peruntungan dengan masuk ke satu dua pusat perbelanjaan di kawasan HI.

Kafe-kafenya nyaris penuh, meski akhirnya tersisa tempat untuk kami nongkrong.

Dari tempat ini, akhirnya terjawab keanehan yang terjadi di Jakarta akhir pekan kemarin.

Memerhatikan yang tengah nongkrong, rasanya kok saya melihat aura dan gaya pejabat dan politikus yang ada di sekitar kami nongkrong.

Dalam setiap kelompok terdapat pola-pola yang hampir sama, ada satu dua orang yang mengenakan polo branded dan di samping mereka selalu ada beberapa yang berpenampilan layaknya ADC.

Fix, meski tanpa mengonfirmasi, kami menduga bahwa orang-orang yang nongkrong di tempat-tempat mahal ini adalah para politisi atau pejabat yang tengah berburu 'tiket konser' yang akan digelar 27 November 2024 mendatang.

Mereka adalah politikus, pejabat atau calon pejabat yang tengah berjuang mendapatkan rekomendasi dari partai politik di kepengurusan pusat.

Baca juga: Perlawanan Diam Edelweizz

Hari-hari ini memang waktu yang krusial di tahapan Pilkada serentak 2024, di mana beberapa kandidat masih harus memastikan tiketnya cukup untuk mendaftar pada 27 Agustus 2024 mendatang.

Hari-hari ini para petualang itu sedang berusaha untuk mendapatkan sekaligus mengumpulkan tanda tangan ketua umum partai politik di kontestasi yang akan segera berlangsung.

Namanya tiket, tentu tidak diperoleh secara cuma-cuma.

Ada transaksi besar yang sedang massif terjadi di ibu kota.

Uang dari daerah sedang berputar atau disetor ke pusat melalui partai politik.

Baca juga: Membaca Arah Pemikiran Rocky Gerung

Sambil terus melihat kanan kiri orang-orang yang sedang asyik berdiskusi, ada harapan bertemu dengan Isran Noor, incumbent di Pilgub Kalimantan Timur yang hingga saat ini justru belum mendapatkan tiket untuk kontestasi ke depan.

Meski tidak harus sama-sama di kafe mewah atau di mal, kita tentu berharap Isran Noor ada di semangat yang sama, yaitu memastikan tiket terakhir untuk Pilkada Kaltim 2024, dan itu ada di PDI Perjuangan dan Partai Demokrat.

Meski banyak kisah masa lalu yang membuat hal ini menjadi tak gampang.

Kita berharap Isran Noor bisa meyakinkan moncong putih dan bintang mercy setelah pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji sudah memeroleh dukungan dari hampir seluruh partai politik peraih kursi di DPRD Kaltim.

Isran harus mampu meyakinkan PDI Perjuangan bahwa ia tak akan lagi menjadi kutu loncat, alias berpindah-pindah partai politik jika memeroleh teken Megawati di kontestasi Kaltim.

Baca juga: Satu Menit Empat Puluh Tujuh Detik

Isran juga harus bisa menjelaskan tentang manuver maju di jalur perseorangan beberapa waktu lalu bukanlah sikap 'menantang' partai politik.

Kita juga berharap, Isran Noor mampu meyakinkan SBY atau AHY bahwa ia bukan Isran yang dulu pernah berani membelot dan bahkan keluar dari Partai Demokrat.

Maaf sekaligus restu SBY untuk Isran Noor ini menjadi sangat krusial bagi Isran Noor dan Pilkada Kaltim 2024.

Ujungnya, kita berharap Isran Noor mampu menyandingkan restu Megawati dan maafnya SBY untuk memastikan tiket terakhir Pilkada Kaltim 2024. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved