Horizzon
Belajar dari Tangis Goenawan Mohamad
Goenawan Mohamad tentu sudah berpikir bahwa alasan mendasar yang diyakininya jauh lebih esensial ketimbang risiko dari menabrak rambu-rambu normatif
|
Penulis: Ibnu Taufik Jr | Editor: Syaiful Syafar
Di era pragmatisme ini, cukup istiqomah ikuti saja alur yang sudah ditentukan.
Ada hal yang juga tak kalah pentingnya dibanding merawat demokrasi demi sebuah napas panjang mengawal demokrasi itu sendiri.
Biarlah demokrasi yang kita sepakati berproses, di mana yang bopeng sedang membuat lukanya sendiri lebih dalam agar secara alamiah mencapai keseimbangan.
Mari kita belajar dari isak tangis seorang Goenawan Mohamad. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.