Berita Nasional Terkini

Beragam Respons dalam Polemik Ijazah Jokowi yang Dianggap Janggal, Ada UGM hingga Politikus PDIP

Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi kian menjadi. 

Kolase TribunKaltim.co melalui Kompas.com dan Tribunnews.com
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Roy Suryo (kiri), Jaya Hercules Rosario de Marshal (tengah) dan Guntur Romli (kanan). Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 RI, Joko Widodo alias Jokowi kian menjadi. Dalam pusaran polemik ini, berbagai respons berdatangan. (Kolase TribunKaltim.co melalui Kompas.com dan Tribunnews.com) 

Menurutnya, penggunaan font Times New Roman dalam ijazah itu janggal. 

Sebab, jenis huruf itu tidak mungkin sudah ada pada tanggal 5 November 1985 saat ijazah itu diterbitkan UGM.

"Karena Window OS versi 1.01 dirilis 20 November 1985 atau 15 hari setelah ijazah Jokowi itu diterbitkan UGM. Sedang Windows versi 3.1 (di mana font Times New Romans difungsikan) dirilis pada tanggal 6 April 1992. Konfirm ijazah ini palsu," kata Rismon dalam video.

Rismon turut membandingkan ijazah Jokowi dengan ijazah seorang alumni UGM yang lain yang bernama Bambang Nurcahyo Prastowo. 

Ia menilai ijazah Jokowi menggunakan jenis font Times New Roman, sedangkan ijazah Bambang merupakan font standar dari komputer yang masih menggunakan DOS (Disk Operating System).

Respons-Respons

Universitas Gadjah Mada

Baru-baru ini, Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan tanggapan resmi atas keabsahan ijazah Jokowi yang dituding palsu.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Wening Udasmoro menegaskan bahwa UGM adalah institusi pendidikan yang selalu mematuhi peraturan akademik.

Wening menyatakan bahwa Jokowi tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM dan telah menyelesaikan studinya.

"Dalam kapasitas kami UGM, memberikan informasi bahwa Joko Widodo itu tercatat dari awal sampai akhir melakukan tridharma perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada. Dan kami memiliki bukti-bukti, surat-surat, dokumen-dokumen yang ada di Fakultas Kehutanan," ungkap Wening.

Wening mengatakan, data atau dokumen pribadi tidak dapat diakses oleh sembarangan orang.

Selanjutnya, ia menyatakan bahwa UGM siap menjadi saksi apabila kasus ijazah tersebut berlanjut ke ranah hukum.

"Kami siap, misalnya sebagai saksi. Kembali lagi, yang kami tekankan di sini, kami dasarnya adalah dokumennya," pungkasnya.

Roy Suryo dan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA)

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga di bawah pemerintahan Presiden SBY ini mewakili Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dan menuntut transparansi soal keaslian ijazah Jokowi.

Selasa (15/4/2025) lalu, UGM didatangi massa yang dipimpin oleh Roy Suryo dan sejumlah ibu-ibu.

Pada aksi tersebut, tiga perwakilan massa termasuk Roy, melakukan audiensi dengan pihak rektorat dan Fakultas Kehutanan UGM.

Baca juga: Dua Gugatan terhadap Jokowi Segera Disidangkan, Ada Ijazah Palsu dan Wanprestasi Mobil Esemka

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved