Tribun Kaltim Hari Ini

Awak Kapal Penabrak Jembatan Mahakam Samarinda Diperiksa, Polisi Belum Temukan Unsur Pidana

Pasca Insiden kapal tongkang Batubara BG Azamara 3035, tabrak pilar Jembatan Mahakam 1, sejumlah awak kapal dan petugas pandu diperiksa Polisi.

Tribun Kaltim
JEMBATAN MAHAKAM DITABRAK - Pasca Insiden kapal tongkang Batubara BG Azamara 3035, tabrak pilar Jembatan Mahakam 1, sejumlah awak kapal TB Liberty dan petugas Pandu Pelindo telah diperiksa Satuan Polairud Polresta Samarinda. (Tribun Kaltim) 

Tabrakan yang terjadi langsung menabrak struktur jembatan yang kini tanpa fender pelindung pasca insiden yang sama di Februari 2025 lalu.

“Kondisi visual terdapat pecahan dari kapal (di pier 4 jembatan). Ada yang rompal, dan memang ada benturan,” sebutnya.

BBPJN dalam pemeriksaannya menghimpun data secara menyeluruh untuk disandingkan dalam pengukuran geometri Jembatan.

Bahan ini juga akan dilaporkan ke pimpinan dan bahan menjelang rapat bersama DPRD Kaltim, serta untuk langkah antisipatif selanjutnya.

Baca juga: Komisi III Minta Ganti Rugi dan Pertanggungjawaban Kerusakan Jembatan Mahakam Pasca Ditabrak

“Kita punya data peregangan untuk melihat geometri jembatan yang akan berpengaruh terhadap daya tahan jembatan, tentu kami ambil data secara kolektif, lalu kami sandingkan apakah ada perubahan geometri atau tidak, kita reviu untuk data kami di RDP nantinya,” beber Aco.

Mengadu ke Kemenhub

Reaksi keras ditunjukkan Komisi II DPRD Kaltim pasca peristiwa tertabraknya kembali pilar jembatan Mahakam I Samarinda, Sabtu (26/4) malam.

Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fachruddin kejadian ini sudah dua kali terjadi selama tiga bulan terakhir.

Diketahui insiden sama terjadi pada Februari 2025. Di mana kapal tongkang bermuatan kayu menabrak fender pelindung jembatan hingga rusak berat.

Hingga pilar tak punya peredam saat ini.

Baca juga: Komisi III Minta Ganti Rugi dan Pertanggungjawaban Kerusakan Jembatan Mahakam Pasca Ditabrak

“Pejabat KSOP kali ini gagal menjalankan tugasnya, wajib sudah mengundurkan diri para pejabatnya. Pelindo pun juga demikian,” tegas pria yang disapa Ayub, Senin (28/4).

Bahkan ia mengkritik agar para pengelola jasa kemaritiman Sungai Mahakam ini dapat menerima masukan dari Pemerintah Daerah maupun masyarakat.

Baik melalui DPRD maupun saluran informasi lainnya.

"Ganti yang lebih profesional dan dapat bekerjasama dengan Pemprov serta masyarakat, agar bisa menerima saran, kritik serta masukan," sebut pria yang akrab disapa Ayub ini.

Wacana pengelolaan alur sungai oleh Pemda kemudian diangkatnya.

Pasalnya, selepas insiden pertama di tahun 2025, para pihak terkait ini seakan acuh dengan saran para pihak.

Baca juga: Dishub Kaltim Ungkap Hasil Peninjauan Jembatan Mahakam I Samarinda Pasca Tertabrak Tongkang

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved