Berita Samarinda Terkini

Jawaban Menteri Ketenagakerjaan Yassierli Terkait Program 19 Juta Lapangan Kerja

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli memberikan penjelasan komprehensif terkait penciptaan 19 juta lapangan kerja

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
LAPANGAN PEKERJAAN - Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli saat berkunjung ke Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda dalam rangka membuka pelaksanaan PBK dan PBL. Kamis (30/10/2025). (TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli memberikan penjelasan komprehensif terkait pertanyaan yang kerap dilontarkan masyarakat mengenai program penciptaan 19 juta lapangan kerja yang menjadi janji pemerintah.

Menaker mengakui kondisi saat ini memang penuh tantangan. Pertumbuhan ekonomi global tengah berfluktuasi, meskipun ekonomi Indonesia sedikit lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi global. Dinamika industri juga beragam, ada yang berkontraksi dan ada pula yang tumbuh.

Baca juga: Menaker Yassierli Jadi Pembicara Seminar di Uniba, Tantang Mahasiswa Hadapi Perubahan Global

Pemerintah sangat menyadari bahwa isu lapangan kerja merupakan topik serius mengingat setiap tahun terdapat penambahan sekitar 3,5 juta angkatan kerja baru. 

Hal ini menjadi kewajiban pemerintah untuk dijawab karena konstitusi mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak.

"Saya sering ditanya, 'Pak Menteri, mana program untuk 19 juta lapangan kerja?' Penciptaan lapangan kerja merupakan tanggung jawab pemerintah bersama, itu adalah hasil tanggung jawab lintas kementerian," ujar Yassierli. Kamis (30/10/2025).

Ia menjelaskan ketika industri menghadapi berbagai tantangan, termasuk kebijakan Presiden Amerika yang mengeluarkan perang tarif dengan kenaikan sekitar 40 persen untuk semua produk dari Indonesia, pemerintah tidak tinggal diam. Melalui negosiasi intensif, tarif tersebut berhasil diturunkan menjadi 19 persen.

Upaya memperluas pasar juga terus dilakukan dengan membuka pasar Eropa dan memperkuat sinergi di level ASEAN. Pertumbuhan ekonomi kini juga beroreintasi pada pengembangan industri lokal. 

"Presiden menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi sebaiknya berbasis sumber daya dan industri lokal." tuturnya.

Salah satu program unggulan yang menyerap tenaga kerja adalah Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dirancang untuk memastikan semua usia sekolah mendapatkan asupan bergizi merata. 

Satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) didesain mempekerjakan 50 orang untuk melayani 3.000 porsi per hari, yang berarti membutuhkan 3.000 potong ayam, 3.000 butir telur, dan sayur setiap harinya.

Total tenaga kerja yang terserap dari program MBG mencapai sekitar 1,5 juta orang, dan bila ditambah dengan ekosistem pendukungnya menjadi 2,4 juta orang. Anggaran MBG langsung diberikan kepada SPPG agar dana berputar internal di daerah.

Program Koperasi Merah Putih juga menjadi kontributor penting dalam penyerapan tenaga kerja. Secara nasional terdapat hingga 80.000 koperasi, dan di Kaltim sendiri setidaknya ada 1.037 koperasi. 

Setiap koperasi wajib merekrut minimal tiga sarjana untuk mengelola sembako, farmasi, dan kebutuhan lain berbasis industri lokal.

Sebagian dana desa sekitar Rp1 miliar per tahun juga dikelola oleh koperasi. Program lainnya mencakup 1.000 desa nelayan, sekolah rakyat, sekolah unggulan, serta pembangunan 350.000 rumah bersubsidi yang juga menyerap tenaga kerja lokal dan mendorong pertumbuhan industri lokal.

Menaker menekankan pendekatan ini berbeda dengan pemerintahan sebelumnya karena program kini hadir langsung dari pemerintah pusat ke daerah dengan tujuan mendorong industri tumbuh dan menyerap tenaga kerja.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved