Berita Kaltim Terkini

Produksi Padi di Kaltim Melonjak 9,19 Persen, DPRD Minta Perlu Optimalisasi Lahan Tidur

Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim memperkirakan produksi padi provinsi Kaltim pada 2025 akan mencapai 272.590 ton Gabah Kering Giling

HO/Indexim Coalindo
PRODUKSI NAIK -  ILUSTRASI panen padi. Provinsi Kaltim masih perlu optimalisasi lahan tidur dan regenerasi petani, meski panen meningkat di tahun 2025.(TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO) 

Produksi GKG tahun ini dikonversi menjadi sekitar 158.560 ton beras.

Dengan asumsi konsumsi rata-rata penduduk Kaltim kilogram (kg) per kapita per tahun.

“Produksi ini dapat memenuhi sekitar 34 persen kebutuhan internal," sebut Yusniar.

Sebagai tambahan informasi, BPS Kaltim menekankan bahwa akurasi data produksi didukung oleh metodologi mutakhir Kerangka Sampel Area (KSA) yang dikembangkan bersama BPPT, menggunakan 31.313 sampel segmen lahan dan terintegrasi dengan aplikasi GPS untuk survei ubinan.

Di tengah optimisme data BPS, Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis menyuarakan sejumlah tantangan krusial terkait pemenuhan pangan hingga target swasembada. 

Ananda Moeis optimis Kaltim mampu memenuhi pangannya, asalkan pemerintah serius isu krusial yang masih menjadi tantangan di lapangan.

Ia menyoroti cadangan lahan pertanian luas di Paser, Kukar, dan Kutai Timur (Kutim) yang belum tergarap maksimal. 

Ia mendorong Pemda segera melakukan pemetaan, pengujian kesuburan, dan pengolahan lahan potensial.

Baca juga: Dampak El Nino Kaltim Ganggu Produksi Padi dan Turunkan Luasan Lahan Panen

"Langkah awal tentu pemetaan lahan-lahan yang potensial. Pemerintah harus tahu mana yang bisa segera digarap. Setelah itu, perlu dilakukan pengujian kualitas tanah," tegasnya.

Rendahnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian dinilai sebagai hambatan serius untuk mewujudkan pertanian yang modern dan adaptif teknologi.

Politikus PDIP ini menekankan perlunya komitmen kuat pemerintah daerah dan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan potensi pertanian Kaltim.

"Kita masih kekurangan petani muda. Padahal, untuk mewujudkan pertanian yang maju, kita perlu SDM yang adaptif dan melek teknologi," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved