Berita Balikpapan Terkini

Perjuangan Abdul Rahman Bangun Bank Sampah Sepinggan, Kini Beromzet Rp40 Juta

Berawal dari keresahan melihat lingkungan kotor, Abdul Rahman berhasil membangun Bank Sampah Sepinggan yang kini beromzet hingga Rp40 juta per bulan.

TRIBUNKALTIM.CO/SITI ZUBAEDAH
UBAH SAMPAH - Abdul Rahman, Koordinator Kampung Berseri Astra (KBA) Sepinggan, yang sejak 2012 telah berjibaku mengubah sampah menjadi berkah bernilai puluhan juta rupiah per bulan. (TRIBUNKALTIM.CO/SITI ZUBAEDAH) 
Ringkasan Berita:
  • Abdul Rahman merintis Bank Sampah Sepinggan sejak 2012 meski saat itu sampah hampir tak bernilai.
  • Upaya edukasi lingkungan membawanya mendampingi 70 RT hingga Sepinggan meraih Tropi Utama ProKlim 2021.
  • Kini Bank Sampah beromzet Rp40 juta per bulan dan menjadi sumber keberlanjutan serta kesejahteraan warga.

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Di sudut RT 5, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), berdiri sebuah Bank Sampah yang tak hanya mengubah wajah lingkungan, tetapi juga mengangkat kesejahteraan masyarakat. 

Di balik gerakan hijau itu, ada sosok Abdul Rahman, Koordinator Kampung Berseri Astra (KBA) Sepinggan, yang sejak 2012 telah berjibaku mengubah sampah menjadi berkah bernilai puluhan juta rupiah per bulan.

Perjalanan Abdul Rahman bermula dari hal sederhana, keresahan melihat lingkungan yang kotor.

Pada tahun 2012, saat pertama kali menginisiasi Bank Sampah, sambutan masyarakat belumlah sebesar sekarang. Bahkan harga sampah plastik waktu itu tidak seindah hari ini.

Baca juga: Bank Sampah di Balikpapan Terancam Lesu, DPRD Desak Pemkota Beri Insentif Sesuai Perda

“Dulu kecil sekali yang didapat. Harga satu plastik saja cuma Rp 500, bahkan kadang tidak ada nilainya. Tapi yang penting lingkungan kami bersih,” ujarnya.

Abdul Rahman bertahan, tidak memikirkan berapa rupiah yang datang, tetapi bagaimana menjaga agar warga berhenti membuang Sampah sembarangan, atau membakar sampah sembarangan.

Lingkungan yang mendukung membuat gerakan kecil ini menjadi besar. 

"Bank Sampah menjadi pintu awal perubahan, yang penting lingkungan masyarakat sadar terkait sampah," ungkapnya. 

Baca juga: Belajar dari Makassar, ASOBSI Ungkap Kunci Sukses Bank Sampah untuk Balikpapan

Upaya Abdul Rahman memperbaiki lingkungannya akhirnya mengantarnya ke Program Kampung Iklim (ProKlim).

Tak tanggung-tanggung, wilayah yang dampingi mencakup 70 RT di Sepinggan.

“Setiap RT kami kumpulkan di kelurahan. Pak Lurah memfasilitasi kami untuk mengedukasi warga. Ini program pemerintah, jadi harus bersama-sama,” ujarnya.

Kerja keras itu terbayar pada 2021.

Baca juga: Bank Sampah Kunci Adipura Kencana, DLH Balikpapan Targetkan Minimal 6 Unit Setiap Kelurahan

Sepinggan menyabet Tropi Utama Kampung Iklim, penghargaan tertinggi dalam program lingkungan berbasis masyarakat.

Selepas keberhasilan ProKlim, Abdul Rahman dan tim mencoba tantangan baru, mendaftar sebagai Kampung Berseri Astra (KBA).

Tiga kali mencoba, tiga kali ditolak. Namun tidak menyerah.

“Tahun ketiga akhirnya kami lolos,” kata Abdul Rahman dengan bangga. 

Baca juga: Balikpapan Perkuat Bank Sampah Demi Pertahankan Adipura Kencana

Sejak itu, berbagai manfaat mengalir ke warga berkat bantuan dari Astra. 

Ada beasiswa pendidikan dari Astra, bantuan kesehatan untuk Posyandu, bantuan wirausaha bagi UMKM, hingga dukungan lingkungan yang memperkuat Bank Sampah RT 54.

Semua bantuan itu ia serahkan kembali ke masyarakat.

“Kami hanya menjembatani. Yang menikmati adalah warga,” ucapnya merendah.

Baca juga: TPA Manggar Diprediksi Penuh Pada 2026, Pemkot Balikpapan Siapkan Insinerator hingga Bank Sampah

Kini Bank Sampah yang dibangun sejak 2012 tersebut berkembang pesat. 

Semua jenis sampah anorganik—mulai dari kantong plastik hingga 32 jenis botol—dikumpulkan dan dijual ke pihak pengepul.

“Kami tidak punya tempat besar, jadi kami kerja sama dengan pengepul. Yang penting sampah tidak lagi mencemari lingkungan,” kata Abdul Rahman.

Hasilnya luar biasa.

Baca juga: DLH Balikpapan Targetkan 210 Unit Bank Sampah Akhir 2025

Omzet Bank Sampah Sepinggan kini mencapai Rp 40 juta per bulan, angka yang bahkan tidak pernah terbayangkan saat Rahman memulai dengan harga plastik Rp 500 perak.

"Itu total akumulasi semua, karena harga plastik itu berbeda-beda, " katanya. 

Dari lingkungan yang dulu penuh sampah, kini hadir komunitas yang lebih dalam menghargai kebersihan dan keberlanjutan.

Abdul Rahman membuktikan, perubahan besar bisa lahir dari langkah kecil yang dilakukan terus-menerus.

“Sampah itu memang kotor. Tapi kalau dikelola, bisa jadi berkah,” ungkapnya (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved