Breaking News

Bukan untuk Menakuti

Ribuan Warga PPU Serbu Pasar Induk Penajam Nonton Bareng Film G30S/PKI

Ribuan warga Penajam Paser Utara (PPU) menyaksikan pemutaran film G30S/PKI yang digagas oleh Dandim 0913 PPU Letkol CZI Dwi Imam Subagyo.

Penulis: Samir |
samir paturussi/ tribun kaltim
Ribuan warga PPU menyaksikan pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI yang dilaksanakan di {asar induk Penajam, Sabtu (30/9). 

PENAJAM,TRIBUN- Ribuan masyarakat Penajam Paser Utara (PPU) mengikuti nonton bareng film G30S/PKI di Pasar Induk Penajam, Sabtu (30/9) malam.

Nobar ini diprakarsai Kodim 0913/PPU dan dihadiri juga Dandim 0913 PPU Letkol Czi Dwi Imam Subagyo, Wakil Bupati Mustaqim MZ serta Sekda PPU Tohar dan sejumlah pimpinan Ormas.

Ribuan warga PPU menyaksikan pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI yang dilaksanakan di {asar induk Penajam, Sabtu (30/9).
Ribuan warga PPU menyaksikan pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI yang dilaksanakan di Pasar induk Penajam, Sabtu (30/9). (samir paturussi/ tribun kaltim)

Dandim 0913/PPU Letkol Czi Dwi Imam Subagyo menjelaskan, pemutaran film ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan bukan hanya kepada anggota TNI, namun juga masyarakat bahwa tragedi G30S/PKI pernah terjadi di Indonesia.

Baca: 68 Orang Mendaftar sebagai Panwascam, Panwas PPU Minta Tanggapan Masyarakat

“Ini hanya nonton bareng saja agar masyarakat bisa mengetahui bahwa pernah ada gerakan penghiatan di negara kita ini,” katanya.

Baca: Dua Tahun tak Ada Anggaran Pendampingan, Sertifikat ISO Disdukcapil PPU Dicabut

Baca: Maju di Pilbup PPU, Abdul Rauf Lobi Ketua PKB Kaltim

Wakil Bupati Mustaqim MZ mengatakan, pemutaran film penumpasan penghianatan G30S/PKI ini sangat penting, terutama di kalangan anak  muda agar mereka  melihat dan membayangkan  bagaimana peristiwa kekejaman PKI,  ketika melakukan gerakan 30 September pada tahun 1965.

Ribuan warga PPU menyaksikan film G30S/PKI di Pasar Induk Penajam, Sabtu (30/9), dihadiri dandim dan Wakil Bupati Mustaqim MZ.
Ribuan warga PPU menyaksikan film G30S/PKI di Pasar Induk Penajam, Sabtu (30/9), dihadiri 0913 PPU Letkol Czi Dwi Imam Subagyo dan Wakil Bupati Mustaqim MZ. (samir paturussi/ tribun kaltim)

Sekda Tohar menyatakan, nobar film ini sangat baik karena bisa masyarakat bisa memahami sejarah yang pernah terjadi di negara Indonesia bahwa pernah ada penghiatan dalam tragedi G30S/PKI.

Ia juga mengaku bangga karena masyarakat Kabupaten PPU karena mereka sangat antusias untuk bersama-sama menonton film G30S/PKI.

Baca: Penajam Dapat Jatah 10.500 Sertifikat Gratis

Baca: Mantap Nih! Perjalanan dari Balikpapan ke Penajam Sekarang Sebentar Banget. . .

“Jadi film ini bukan untuk menakut-nakuti, namun hanya untuk memberikan pemahaman bahwa faham komunis di Indonesia pernah melakukan gerakan penghianatan dan faham itu kini dilarang di Indonesia. Ini juga bertujuan agar masyarakat bisa paham bahaya gerakan komunis sehingga tidak terulang lagi di negara kita ini,” ujarnya.

Wakil Bupati PPU Mustaqim MZ, menyempatkan diri menyaksikan pelaksanaan Otonomi Apkasi Expo International Trade Tourism
Wakil Bupati PPU Mustaqim MZ, menyempatkan diri menyaksikan pelaksanaan Otonomi Apkasi Expo International Trade Tourism (HO - Humas Pemkab PPU)

Pemutaran film G30S/PKI ini ternyata mendapat apresiasi sejumlah warga. Bahkan mereka mengaku senang karena selama ini hanya mendengar cerita bahwa pernah terjadi penghiatan melakukan gerakan PKI.

Seperti  yang diutarakan Arafah, warga Nipahnipah. Ia mengaku tidak pernah menonton film G30S/PKI ini dan hanya mengetahui melalui membaca sejarah.

Baca: Bupati PPU Yusran Aspar Minta Provinsi Anggarkan Ganti Rugi Rp 20 Miliar

Baca: Pemkab Siapkan Dana Rp 9,8 Miliar, Anggota Panwaslu PPU Terpaksa Pakai Uang Pribadi

“Saya tahunya itu ada gerakan penghiatan yang dilakukan PKI melalui buku sejarah saja. Kalau nonton film baru kali ini saja,” jelasnya.

Tohar, Sekda PPU
Tohar, Sekda PPU (HO/Humas Pemkab PPU)

Ia mengaku membaca buku sejarah dengan nonton filmnya sangat berbeda, karena bila menonton bisa mengetahui secara detail kronologis cerita sampai para jenderal di buang di Lubang Buaya.

Setelah menonton film ini, ia berharap agar penghiatan terhadap bangsa tidak lagi terjadi di Indonesia. Untuk itu, ia mengaku bersyukur bisa menonton film ini sehingga bisa mengetahui dan pemahami sejarah kelam yang pernah menimpa Indonesia. (mir)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved