Berita Nasional Terkini
Bursa Ketua Umum Golkar, Kata Aburizal Bakrie soal Peluang Jokowi dan Gibran, Prediksi Sikap Prabowo
Bursa Ketua Umum Golkar, kata Aburizal Bakrie soal peluang Jokowi dan Gibran. Pakar prediksi sikap Prabowo.
TRIBUNKALTIM.CO - Nama Jokowi dan Gibran banyak disebut dalam bursa Ketua Umum Golkar, lalu bagaimana peluang keduanya?
Bursa Ketua Umum Golkar banyak disorot lantaran partai berlambang pohon beringin termasuk salah satu partai besar dan raihan suaranya pun cukup banyak di Pileg 2024.
Ketua Dewan Pembina DPP Golkar, Aburizal Bakrie buka suara terkait isu bergabungnya Jokowi dan Gibran hingga peluang menduduki kursi ketua umum.
Isu Jokowi dan Gibran merapat ke Golkar semakin santer setelah Pemilu 2024 menyusul keretakan hubungan dengan PDIP.
Baca juga: Alasan DPP PDIP sebut Jokowi tak Mungkin Gantikan Megawati Jadi Ketua Umum, Golkar Disentil
Baca juga: Bursa Ketum Partai Golkar: Qodari Sebut Gibran Punya Kans Besar Nakhodai Beringin Ketimbang Jokowi
Baca juga: Beda Sikap Jokowi Terhadap Bahlil dan Airlangga Menurut Pengamat, Siapa Didukung Jadi Ketum Golkar?
Bukan hanya sekadar merapat ke Golkar, bahkan nama Jokowi dan Gibran santer disebut bakal menduduki kursi ketua umum
Jumat (15/3/2024) Ketua Dewan Pembina DPP Golkar, Aburizal Bakrie mengatakan partainya tentu dengan senang hari jika Jokowi dan Gibran bergabung.
“Mau masuk ya boleh saja, kita bersenang hati,” kata Aburizal Bakrie.
"Beliau kan tokoh masyarkat, presiden selama 10 tahun.
Saya kira wajar, kalau kita bersenang hati," katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.tv.
Namun, ketika ditanya soal peluang Jokowi menjadi ketua umum Golkar, Aburizal Bakrie kemudian menyinggung aturan di partainya.
Aburizal Bakrie mengatakan, "Kalau Ketua Umum kan ada peraturannya, mesti 5 tahun jadi pengurus."
Menurutnya, ketika nanti Jokowi dan Gibran bergabung dan memang ingin menjadi ketua umum Golkar juga harus mengikuti peraturan tersebut.

"Iya dong, namanya organisasi ya," kata Aburizal Bakrie.
Saat ditanya peluang mengubah AD/ART partai terkait syarat menjadi Ketua Umum Partai, Aburizal Bakrie, menjawab mungkin saja.
Baca juga: Jokowi Tidak Bisa Jadi Ketua Umum Golkar karena Terhalang AD/ART, Ini Calon-calon Ketua Umum
"Mungkin saja kalau mau, kalau seluruh daerah mau," katanya.
Sikap Prabowo
Masuk nama Gibran dalam isu bursa ketua umum Golkar disorot pakar politik, Ikrar Nusa Bakti.
Pakar politik, Ikrar Nusa Bhakti mengaku mendengar usulan cawapres Prabowo, Gibran Rakabuming Raka didorong menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
"Pertanyaan saya, memangnya menjadi ketua umum partai sebesar Golkar itu gampang?" kata Ikrar dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (16/3/2024).
Ikrar mengatakan, belum tentu calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto merelakan jika Gibran menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
"Pertanyaan saya, apakah Prabowo akan misalnya mengizinkan Gibran menjadi ketua umum partai Golkar?" ujarnya seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul Pakar Prediksi Prabowo Tak Bakal Rela Gibran Jadi Ketua Umum Golkar, Takut Bersaing di 2029.
Sebab, dia memprediksi Prabowo akan kembali maju dalam Pilpres 2029 dan bisa saja akan bersaing dengan Gibran.
"Kenapa demikian, karena dia (Prabowo) bukan orang yang kemudian rela begitu saja Gibran memiliki kekuasaan sebagai Ketua Partai Golkar yang nantinya juga akan bisa menjadi pesaing dia pada Pemilu 2029," ucap Ikrar.
Menurut Ikrar, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut tak mungkin hanya berhenti pada kontestasi Pilpres 2024.
Baca juga: Perebutan Kursi Ketua Umum Golkar, Ada Ketua MPR dan Tiga Menteri, Apakah Jokowi Berpeluang?
"Jangan Anda pikir tuh Prabowo itu berhenti pada 2024 ini yah," ungkapnya.
Qodari sebut Nama Gibran
Usulan Gibran menjadi Ketua Umum Partai Golkar sebelumnya disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.
Hal ini merespons munculnya sejumlah nama dalam bursa Ketua Umum Partai Golkar yang akan menggelar musyawarah nasional (Munas) pada Desember 2024.
Qodari mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak mungkin akan bergabung dengan Partai Golkar dan menjadi ketua umum.
"Beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik,” kata Qodari beberapa waktu lalu.
Dia juga menanggapi 4 nama yang disebut Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menjadi kandidat ketua umum.
Mereka di antaranya adalah Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita.
Qodari menjelaskan, Gibran merupakan salah satu sosok yang potensial menjadi Ketua Umum Partai Golkar di luar empat nama tersebut.
“Menurut saya di luar 4 nama yang disebutkan oleh Bambang Soesatyo sesungguhnya menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi Ketua Umum Golkar ke depan, yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ujar Qodari.
Baca juga: Irma Suryani Sindir PDIP-Golkar di Hadapan Hasto dan JK, Jangan Bilang Pemilu Curang Salah Jokowi
Lobi Istana
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai kecil kemungkinan Joko Widodo atau Jokowi dilirik sebagai calon ketua umum Partai Golkar.
Agung menjelaskan sejumlah alasannya.
"Pertama, secara institusional, Golkar ini partai terbuka. Sehingga siapapun boleh masuk.
Hanya saja bila Presiden Jokowi ingin langsung menjadi Ketum, dibutuhkan penyesuaian AD/ART karena ada jenjang kaderisasi yang harus dia lewati sebelumnya," kata Agung, Jumat (15/3/2024).
Agung mengatakan bahwa sejauh ini, kepemimpinan Airlangga Hartarto di Golkar terbilang sukses.
"Sosok Airlangga sejauh ini dianggap sukses mendongkrak suara partai di pileg di mata kader, plus dukungan para senior seperti Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie, Agung Laksono, dan Jusuf Kalla selama ini solid.
Sehingga untuk sementara, pamornya cukup baik," kata dia seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.com di artikel berjudul Pengamat Singgung Bakal Ada Lobi Istana Jika Presiden Jokowi Maju Jadi Ketua Umum Golkar.
Hal tersebut akan menjadi kendala bagi Jokowi, dikatakan Agung, kecuali jika ada lobi yang dilakukan Istana kepada Airlangga.
"Lobi atau negosiasi politik kepada Airlangga dan Airlangga berkenan untuk tidak maju kembali.
Jika demikian, maka peluang Presiden Jokowi maju sangat terbuka," kata dia.
Di luar itu, Agung mengatakan soal berpacu dengan waktu karena tenggat Presiden Jokowi untuk maju tergantung kapan munas digelar.
"Bila tetap sesuai arahan di Bulan Desember, maka kecil kemungkinan Ia dilirik karena tak lagi menjabat sebagai presiden," pungkasnya.
Baca juga: Pengamat Bongkar Peluang Jokowi Gabung Golkar, Tak Ada Saingan Figur Sentral, Kode Dasi Kuning
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Respons Kapolri Listyo Sigit Saat Tim Ganjar-Mahfud Mau Hadirkan Kapolda di MK, Usut Pemilu Curang |
![]() |
---|
Jadi Wapres, Gibran akan Pimpin Jabodetabek-Cianjur, PKS Sorot Lolosnya Anak Jokowi ke Pilpres 2024 |
![]() |
---|
Zainal Arifin Mochtar-Guru Besar UGM Dorong Pengadilan Rakyat, Refly Harun Serukan Parlemen Jalanan |
![]() |
---|
Mahfud MD Klaim Megawati dan Jusuf Kalla Punya Pandangan yang Sama Soal Kondisi Demokrasi Bangsa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.